Radar Mojokerto
[ Kamis, 04 September 2008 ]
Polisi Tertibkan Sirtu Kunjorowesi
Saat Eksekusi, Sempat Terjadi Bentrok
NGORO - Penambangan pasir dan batu (sirtu) tidak berizin di Desa Kunjorowesi, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, kemarin didatangi petugas Polres Mojokerto. Penertiban kali ini melibatkan puluhan personel gabungan dari Satreskrim, Satresmob dan Samapta. Operasi dengan kekuatan besar itu mendapat perlawanan dari warga setempat. Bahkan, nyaris terjadi bentrok, saat petugas akan mengeksekusi penyitaan alat berat (beckhoe).
Sekitar pukul 11.00, petugas gabungan sudah bergerak ke lokasi. Rombongan terdiri atas dua truk Dalmas dan tujuh mobil reserse yang dipimpin Kasat Reskrim AKP Kusworo Wibowo. Bahkan, satu unit truk pengangkut alat berat juga dikerahkan untuk evakuasi beckhoe.
Sayangnya, kedatangan petugas disinyalir sudah tercium. Karena saat digerebek, di TKP sedang tidak ada kegiatan. Dua unit beckhoe tampak menganggur. Sedangkan puluhan pekerjanya hanya duduk-duduk. Padahal, petugas bisa langsung menyita alat-alat penggalian sirtu tak berizin tersebut, jika sedang ada aktivitas.
Hal itu membuat petugas harus bekerja ekstra, dengan memintai keterangan sejumlah pekerja. Mereka mengaku, hingga dua hari lalu, beckhoe memang masih beroperasi. Entah apa sebabnya, dua hari ini beckhoe tidak dioperasikan. Begitu pula saat polisi datang, para pekerja sedang beristirahat. Hanya satu dua orang yang masih meneruskan pekerjaannya memecah batu.
Saat petugas -yang berseragam maupun berpakaian preman- berjaga di lokasi, suasana mulai memanas. Semakin banyak warga dan pekerja yang berdatangan ke lokasi. Mereka terkonsentrasi di beberapa sisi TKP. Beberapa warga lantas melontarkan perkataan yang bernada provokasi. Intinya, untuk mengusir polisi yang berniat mengusik mata pencarian mereka.
Provokasi itu berhasil memantik emosi warga lainnya. Teriakan-teriakan untuk melawan polisi pun terus dilontarkan. Bahkan, beberapa kali warga melempari batu besar ke arah truk pengangkut sirtu yang sedang parkir.
Situasi memanas ini tak kunjung reda. Di jalan masuk ke galian, beberapa warga juga terkonsentrasi di sana. Mereka meletakkan beberapa kayu gelondongan di tengah jalan sebagai bentuk sabotase terhadap polisi. Hingga akhirnya saat petugas memutuskan untuk menyita dua unit beckhoe, suasana semakin memanas.
Nyaris saja terjadi bentrok, saat warga bergerombol di jalan masuk dan siap untuk menghadang polisi. Hal ini lagi-lagi memaksa polisi untuk melakukan negosiasi. Akhirnya, dua unit beckhoe tersebut urung disita.
Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Kusworo Wibowo mengatakan, untuk menghindari bentrokan, pihaknya terpaksa melakukan negosiasi. Eksekusi penyitaan beckhoe urung dilakukan. Namun, pihak pemilik sudah menyanggupi akan mengantarkan sendiri beckhoe tersebut ke mapolres. ''Pemiliknya sendiri yang akan mengantarkan. Kemungkinan sore ini (kemarin, Red). Meskipun suasana sempat memanas, namun Alhamdulilah bisa kita netralisasi!" tegas AKP Kusworo saat ditemui di mapolres usai proses penertiban. (doy/yr)
Post a Comment
Post a Comment