Menu
 

Radar Mojokerto
[ Jum'at, 05 September 2008 ]
Atap Laboratorium SMKN 1 Jatirejo Ambruk
Tidak Ada Korban Jiwa, karena Gedung Kosong

JATIREJO - Peristiwa mengagetkan warga sekitar SMKN 1 Jatirejo, Kabupaten Mojokerto terjadi Rabu (3/9) petang. Karena sebagian atap gedung laboratorium tata busana SMKN 1 Jatirejo ambruk, sehingga menimbulkan suara reruntuhan.

Informasi yang dihimpun koran ini dari warga sekitar mengungkapkan, sore itu menjelang berbuka puasa terdengar suara reruntuhan dari Kompleks SMKN 1 Jatirejo. Warga pun bergegas menuju sekolah tersebut, dan mendapati sebagian atap bangunan ambruk. Beruntung, pada saat itu tidak ada siswa yang berada di bangunan tersebut, karena sudah sore dan sudah pulang.

Berdasarkan pengamatan koran ini di lokasi kejadian, sebagian genting bangunan untuk laboratorium tata busana ini ambruk ke tanah. Tampaknya, kayu usuk dan rengnya tidak mampu menahan beban berat genting, sehingga atapnya ikut ambruk.

Beruntung, di dalam bangunan ini tidak banyak peralatan belajar siswa seperti mesin jahit atau alat-alat untuk kegiatan tata busana lain. Sebab, peralatan ini masih berada di ruang lain yang berdampingan dengan ruang kepala sekolah. Sehingga, kerugian materiil masih bisa diminimalisasi.

Kapala SMKN 1 Jatirejo M. Sarmadan enggan berkomentar terhadap kejadian ini. Dia menyerahkan sepenuhnya kepada Kasi Sarana dan Prasarana Subdin Dikmenjur Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto Suprapti. ''Biar Bu Prapti saja yang menjelaskan,'' kata Sarmadan.

Sementara itu, Suprapti yang kemarin siang juga meninjau langsung kondisi ini menjelaskan, pembangunan laboratorium tata busana ini merupakan proyek block grand dari Depdiknas 2006. Untuk pengerjaannya dilakukan secara swakelola oleh pihak sekolah. Total anggarannya mencapai Rp 700 juta. Namun, dana ini tidak hanya diperuntukkan bagi pembangunan laboratorium tata busana, tetapi juga untuk laboratorium otomotif dan lainnya.

''Nah, untuk bangunan laboratorium tata busana ini kan berbeda dengan bangunan laboratorium lain. Ini yang kurang diantisipasi pihak pemborong,'' ujar Suprapti.

Perbedaan itu, kata Suprapti, terutama pada lebar bangunan yang mencapai lebih dari 12 meter. Sehingga, gedung ini tampak gemuk dibandingkan dengan gedung dan bangunan lain yang lebarnya kurang dari 10 meter. ''Tampaknya perbedaan lebar bangunan ini yang kurang diantisipasi oleh pihak yang mengerjakan proyek,'' ungkap Suprapti.

Ukuran ini, kata Suprapti, sudah merupakan standar laboratorium untuk tata busana. Sehingga, pihaknya tidak bisa mengubah ukuran seperti laboratorium lainnya. ''Besteknya seperti itu,'' ujarnya.

Lantas, apa yang akan dilakukan Dinas Pendidikan terhadap kondisi ini? Suprapti menjelaskan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. ''Kita akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mencari solusi. Yang pasti, kita akan segera memperbaiki,'' katanya. (in/ris/yr)

Post a Comment

Anonymous said... November 14, 2011 at 1:43 PM

Rumah Sakit Islam SAKINAH MOJOKERTO telp/sms : +6285648280307

 
Top